Friend or Lover
“ Shin Don Hooooo !!!” teriak seorang gadis manis. Wajah
manisnya memerah. Bukan karena sedang bersemu jatuh cinta, namun karena
kemarahan yang sudah memuncak di ubun-ubun. Kaki kecil gadis tersebut berlari
mengejar seorang laki-laki yang sedang membawa handphone berwarna biru langit
dengan gantungan berwarna-warni.
“kekekeke~ “ tawa laki-laki tersebut. Ia membuka handphone
flip yang sedari tadi dia bawa. Melihat-lihat apa saja yang ada di handphone
tersebut. Dong Ho membuka galleri foto dan berdecak. Ia bergumam, “cpcpcp,
gadis ini benar benar. Album fotonya hanya selca”
tap, tap, tap~
Suara
langkah kaki kembali terdengar. Dong Ho memasukkan handphone biru tersebut
kedalam kantong dan berjalan santai mendekati gadis berambut panjang. Wajah
imutnya dipenuhi amarah. Kalau digambarkan dalam karikatur mungkin wajah gadis
ini sudah ada asap di telinga.
“Shin Dong
Hoooo !!!! Kembalikan ponselku !!”teriak gadis tersebut. Dong ho tertawa
melihat gadis itu.
“Waeyo Do Hwae Ji ? Kau mencari sesuatu ?” goda Dong Ho
“Dong
Ho, pleaseeeee kembalikan ponselku !! Aku lelah !”teriak Hwae Ji
“Phone ? Ponsel ? Aku tidak melihatnya nona Do, I dont see
any walking cellphone here ms Do”ucap Dong Ho lagi
“Arrghhh
! Pleasee mr Shin ! I need that phone ! Arghhh, michigeutta !!”teriak Do Hwae
Ji sambil berjalan meninggalkan Dong Ho. Dong Ho tertawa nista.
Pelajaran demi pelajaran dilewati Hwae Ji dengan hati
dongkol. Sampai sekarang ponsel Hwae Ji ‘disita’ oleh Dong Ho. Wajahnya yang
selalu ceria sekarang diliputi kemarahan karena Dong Ho. ‘ Awas kau Shin Dong Ho, tidak akan ku biarkan kau lari dengan mudah !
Tunggu saja tuan Shin.’
Bunyi bel
membuyarkan lamunan Hwae Ji. Wali kelas mereka masuk dengan wajah stoic yang
tidak berdosa. Menghiraukan sapaan para murid yang sudah kelelahan belajar
sejak dari tadi. Ia menuliskan beberapa nama di papan kemudian berteriak, “Ini
daftar tempat duduk yang baru ! Cepat pindah dan kita mulai pelajaran-nya !
Waktu kalian 5 menit dan tanpa ribut !!”
Segera murid melihat nomor absen-nya dan pindah ke tempat
duduk yang telah ditentukan. Beberapa mengomel dengan bergeming melihat teman
sebangku mereka, beberapa juga gembira karena mendapat teman sebangku yang
pintar. Namun tidak dengan Shin Dong Ho dan Do Hwae Ji.
“ya !
Minggirlah, ini tempatku !” teriak Hwae JI menggema di kelas. Dongho menyelentik
jidat mulus Hwae Ji
“Babo-ya, lihat itu dipapan. Absen 17 itu aku” ucap Dongho
tanpa mempedulikan Hwae Ji
“Gosh, wae ?! God, why ??”ucap Hwae Ji dengan nada melas
Sudah
panas masih dibakar. Itulah perasaan yang tepat menggambarkan Hwae JI sekarang.
Sudah marah karena Dong Ho, sekarang malah duduk sebangku dengan Dong Ho. Hwae
JI menulis dengan kasar.
“Ms. Do, can you answer this question ?”tanya guru bahasa
Inggris Lee
“Ne ? I’m
sorry ms. Lee, can you repeat ?”ulang Hwae Ji
“Ms. Do, kau mendapat kehormatan untuk berdiri diluar.
Sekarang ! I said NOW !”teriak Ms. Lee
Dong Ho terkikik melihat Hwae Ji berjalan lesu keluar. Ms.
Lee menatapnya tajam, Dong Ho tersenyum terpaksa. Wajah garang Ms. Lee Seung Ae
masing menatap Dong Ho intens. Murid-murid ikut menoleh kearah Dong Ho.
Beberapa yang mendapat kesempatan duduk di belakang bertaruh bahwa Dong Ho akan
keluar mengikuti Hwae Ji.
Sementara
diluar , Hwae Ji sedikit menarik senyumnya. ‘Akhirnya aku bisa lepas dari benalu sialan itu. Tak apalah tanganku
capek karna dihukum asal jangan duduk dengan-nya’ Hwae Ji segera duduk dan
mengangkat tangannya. Hwae Ji menoleh karena mendengar suara decitan pintu. Ia
melihat Dong Ho keluar dari kelas dan duduk disebelahnya. Hwae Ji kebingungan.
FLASHBACK ON
‘hahahah, rasain itu
Hwae Ji ! kapok kan kena hukuman ms. Lee ! Rasain itu !’pikir Dong Ho dalam
hati.
Tanpa sadar sedari tadi ms. Lee memandanginya dengan risi
karena tertawa sendiri. Merasa diperhatikan, Dong Ho menoleh dan melihat sekeliling.
Bahkan dia melihat teman-nya ada ada dipojok sedang meletakkan uang diatas
meja. Dong Ho mengumpat dalam hati melihat kelakuan-nya sendiri. Dia menoleh
kearah ms. Lee
Ms. Lee
dengan senyum mengembang membalas senyuman terpaksa dari Dong Ho. Ia memanggil
dan menyuruhnya keluar secara halus. Dong Ho mengendus kesal. ‘Awas saja guru ini’
FLASHBACK OFF
Hwae Ji dan Dong Ho mengendus kesal karena guru cantik
mereka.
‘Ms. Lee awas saja kau..’ucap Hwae Ji
dan Dong Ho dalam hati
Sudah 20 menit mereka duduk dengan tangan terangkat. Karena
lama terdiam, Dong Ho dan Hwae Ji saling pandang. Kruyukkk~ suara dari perut
Dong Ho memecah keheningan diantara dua muda-mudi ini. Hwae Ji menatap Dong Ho
kemudian tertawa. Hwae Ji melirik kedalam kelas dan menurunkan satu tangan-nya
mengambil sesuatu dari saku-nya. Sebuah bolu. Hwae Ji membuka bolu tersebut dan
menyuapkannya ke mulut Dong Ho. Yang disuapi hanya cengo mellihat Hwae Ji. Dong
Ho memotong bolu yang masih ada dan menyuapinya ke Hwae Ji. Dong Ho dan Hwae Ji
tertawa bersama.
Suara
decitan pintu kembali terdengar, ms.Lee keluar dari kelas dan memandang Dong Ho
dan Hwae Ji secara bergantian. Ms. Lee melihat ada yang janggal dari mereka
berdua. Karena tidak menemukan apapun, ms. Lee menyuruh mereka berdua masuk
kembali ke dalam kelas.
Selama
1 semester Dong Ho dan Hwae Ji sebangku. Itu karena ms. Lee tidak mau mengganti
tempat duduk walau banyak murid yang protes. Bahkan Hwae Ji pun sudah protes
kepada ms. Lee dan mendapat senyuman misterius dari ms. Lee. Hwae JI bergidik
bila mengingat hal itu. Selama beberapa hari juga Hwae Ji melihat Dong Ho
sering masuk terlambat. Walau hanya datang terakhir itu bisa dikatakan
terlambat. Hwae Ji bahkan pernah memergoki Dong Ho tidur di kelas. Sebenarnya
Shin Dong Ho, apa yang terjadi ?
Pertengkaran antara Shin Dong Ho dan Do Hwae Ji memang tidak
bisa dihindarkan. Hal-hal kecil saja diributkan. Tapi semenjak perubahan Dong Ho
beberapa minggu ini, Hwae Ji jadi kehilangan teman untuk berdebat. Siapa lagi
kalau bukan Shin Dong Ho ?! Setiap hari Hwae JI melihat Dong Ho datang dengan
wajah lelah dan lesu. Nilai Dong Ho juga menurun walau tidak drastis. Hwae Ji
sekarang mulai memeperhatikan Dong Ho lebih.
Pagi
hari, kelas terlihat sudah rame seperti biasa. Hwae Ji duduk dan melihat
beberapa teman perempuan-nya sedang berdiskusi serius. Karena penasaran Hwae Ji
ikut nimbrung.
“Kalian tau gak ? Aku denger Dong Ho sering telat karena
ikut training lho!”
“Beneran
? Wah keren yahhh... Baru tahu Dong Ho nakal itu bisa juga lolos seleksi
training. Susah lho katanya..!”ucap gadis berambut pendek yang Hwae Ji kenal
sebagai gossiper
“Iya, aku sendiri liat Dong Ho keluar dari gedung training
jam 10 malem. Brati dia kagi training kan ?!”ucap Seo Min Ae
‘Dong Ho ikut training
?’ itulah hal pertama yang dipikirkan Hwae Ji pertama kali.
“Yah, terserah dia. Dia mau jadi artis ngapain aku urusin ?!”ucap
Hwae Ji pada dirinya sendiri. Bel masuk berbunyi dan sampai sekarang Dong Ho
belum datang. Hwae JI jadi gelisah sendiri. Banyak perempuan yang masih
bergosip. Hwae Ji jadi ingat saat dirinya dan Dong Ho mendapat hukuman keliling
lapangan bersama karena terlalu berisik dalam kelas. Hwae Ji tertawa sendiri
dan tanpa sadar ia menitikkan air mata.
“Cieeeee, Shin Dong Ho gak masuk Hwae Ji nangis cieeeee!!!”
teriak beberapa anak
Hwae Ji menoleh. Ia menghapus air matanya. Ia mengelak
“Enak
saja ! Ini air mata kebahagiaan taukk !! Shin Dong Ho akhirnya hilang dari muka
dunia ini !! hahaha~”balas Hwae Ji *merong*
“Sudahlah Hwae Ji jangan menolak kalau kau suka Dong Ho. Aku
lihat lho waktu kalian suap-suapan selagi dihukum ms. Lee!!”teriak cowok
lainnya
Blushhhhh~ semburat merah memenuhi pipi Hwae Ji. ‘Ada yang berani mengintip keluar saat
pelajaran ms. Lee ternyata...’pikir Hwae Ji dalam hati, ‘awas saja kau tuan choi !’
Kelas menjadi ribut karena sampai bel berbunyi tak ada
gurupun yang masuk dan memberi pelajaran. Ringtone sms dari ponsel Hwae Ji
berbunyi.
‘Hwae Ji-ya, doakan
aku yahh ^^
Hari ini aku debut ‘
Sebuah pesan singkat dari
Shin Dong Ho masuk ke dalam ponselnya. Hwae Ji terkejut. Ternyata benar, gosip
teman-temannya. Selama ini Dong Ho training. Mungkin itulah penyebab Dong Ho
sering datang dengan wajah lesu dan nilai Dong Ho merosot walau tidak drastis.
I’ll pray for your debut
stage, ucap Hwae Ji dalam hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar